Wednesday, September 30, 2009

Tanya Andrew #27

Saya adalah seorang supervisor. Salah satu pekerjaan saya adalah memberikan morning briefing kepada anak buah saya setiap hari. Jujur, kadang-kadang saya bingung apa yang harus saya lakukan saat morning briefing padahal kantor pusat mengharuskan saya untuk melakukan morning briefing. Apa saran Pak Andrew agar saya bisa melakukan morning briefing yang berkualitas? Atas jawaban Bapak, saya ucapkan terima kasih.

Lenny

Bu Lenny dan pembaca Tribun Timur yang budiman, melakukan morning briefing di sebuah perusahaan adalah hal yang baik.

Beberapa hal yang perlu dilakukan saat melakukan morning briefing adalah sebagai berikut:

Pertama, morning briefing tidak perlu terlalu lama karena jika waktu yang diambil terlalu lama, maka semua karyawan Anda tidak akan bekerja, kecuali jika ada masalah serius yang memang perlu pembahasan lebih panjang. Morning briefing bisa dilakukan dalam waktu 30 menit saja.

Kedua, dalam morning briefing, lakukanlah evaluasi kerja untuk hari sebelumnya. Misalnya saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat menemui customer, atau masalah dalam penjualan maupun antar departemen. Luangkanlah waktu 10 menit untuk melakukan evaluasi kerja.

Ketiga, sampaikan kembali tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan di hari itu. Tujuannya adalah untuk mengingatkan semua orang tentang pekerjaannya serta mengembalikan fokus mereka pada tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan di hari tersebut. Luangkanlah waktu 10 menit untuk melakukan fokus pekerjaan hari itu.

Keempat, akhirilah dengan menyampaikan kalimat-kalimat positif dan baik. Dengan begitu, mungkin saja ada hal-hal yang terasa kurang menyenangkan saat pembicaraan sebelumnya bisa menjadi cair. Mood karyawan Anda akan tetap baik. Kalimat-kalimat positif bisa juga diganti dengan tips-tips praktis dalam menangani suatu permasalahan atau pelajaran tertentu yang Anda dapatkan saat membaca sebuah buku atau artikel. Sedapat mungkin jangan akhiri morning briefing dengan kemarahan tetapi dengan semangat yang tinggi untuk mencapai tujuan hari tersebut. Luangkanlah waktu 10 menit untuk membangun semangat atau memberikan tips-tips praktis kepada karyawan Anda.

Mudah-mudahan tips ini bisa memberi inspirasi buat kita semua.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tanya Andrew #26

Pak Andrew, saya seringkali punya banyak kesulitan dengan karyawan frontliner saya. Kadang pekerjaan mereka bagus, namun kadang pekerjaan mereka sangat tidak memuaskan. Terkadang di antara sesama mereka saling bermasalah, kadang juga mereka tidak melayani customer dengan baik padahal sudah melalui berbagai pelatihan-pelatihan. Kalau mereka ditegur, hasilnya bisa baik tapi hanya bertahan beberapa hari kemudian begitu lagi seterusnya. Masa’ saya harus menegur mereka hari-hari dengan kesalahan yang sama? Khan tidak mungkin Pak. Apa saran Bapak sehingga mereka bisa memiliki prestasi yang baik terus menerus? Saran Bapak sangat kami hargai.

Moh. Ridwan

Pak Ridwan dan pembaca Tribun Timur yang budiman, menjadi seorang frontliner memang bukanlah hal yang mudah karena mereka harus selalu tersenyum dan bersikap ramah dengan customer walaupun mereka sedang punya banyak masalah.

Beberapa tips untuk mengatur frontliner agar mereka bisa konsisten dengan pekerjaannya antara lain:

Pertama, tuliskan dengan jelas apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka secara terperinci dan sedetail mungkin. Jika kita tidak menuliskan tugas dan tanggung jawab mereka secara terperinci, maka bisa saja mereka melakukan sesuatu yang tidak kita harapkan atau mereka justru tidak melakukan apa yang kita harapkan.

Kedua, lakukanlah review dari laporan mereka paling tidak seminggu sekali. Melalui laporan yang mereka buat, kita bisa melihat apakah pekerjaan mereka maksimal atau tidak. Akan lebih baik jika semua laporan yang mereka buat mempunyai nilai dan nilai tersebut akan menunjukkan hasil kerja mereka. Jika nilainya di bawah standar, berikanlah catatan tentang hal-hal apa saja yang yang harus diperbaiki. Jika nilainya di atas rata-rata, berikanlah bonus atau insentif agar mereka bisa mempertahankan hasil kerja maksimal tersebut. Insentif tidak harus berupa uang.

Ketiga, lakukanlah briefing atau pertemuan singkat setiap pagi sebelum mereka mulai bekerja. Tujuan dari briefing adalah untuk mengembalikan fokus mereka kepada pekerjaan karena mungkin saja ada hal-hal yang terjadi dalam rumah mereka sehingga hal tersebut bisa berakibat pada kondisi pekerjaan di hari tersebut.

Keempat, dalam briefing tersebut bahaslah secara singkat masalah-masalah yang mereka hadapi di hari-hari sebelumnya sehingga jika masalah tersebut terjadi lagi, maka mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Berikanlah kiat-kiat praktis dalam menghadapi customer sulit, dan lain-lain.

Masih banyak tips yang lain, namun semoga tips ini bisa menjadi inspirasi buat kita semua.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.


Tanya Andrew #25

Pak Andrew, saya Santoso yang saat ini sedang memegang jabatan sebagai supervisor dari sebuah perusahaan. Saya merasa kesulitan untuk menjadi trainer buat karyawan saya sendiri padahal saya ingin agar karyawan saya juga bisa mencapai apa yang telah saya capai, bahkan lebih lagi. Apa saran Bapak? Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terima kasih.

Muh. Santoso

Pak Santoso dan pembaca Tribun Timur yang budiman, tidak banyak orang yang berada di level Anda dan mau berpikir untuk menjadi trainer bagi karyawannya sendiri. Anda sungguh luar biasa dan memang seharusnya demikian.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk bisa menjadi trainer bagi karyawan sendiri, yaitu:

Pertama, kita perlu menjadi teladan bagi mereka, baik dalam sikap, kata-kata maupun perbuatan karena walaupun dikasih training apapun oleh pimpinan, tetapi kalau mereka melihat bahwa pimpinannya tidak melakukan apa yang diucapkannya, maka tentunya semua akan sia-sia saja.

Kedua, kita perlu sering melakukan sharing dengan karyawannya. Tidak segala sesuatu diketahui oleh pimpinan. Ada juga hal-hal yang lebih diketahui oleh staf kita dibanding pimpinannya. Karena itu, jangan malu untuk bertanya pada staf kita.

Ketiga, sebaiknya lebih banyak menggunakan teknik bertanya dari pada hanya sekadar memberi instruksi. Mengapa demikian? Karena jika instruksi yang diberikan, maka hanya bersifat satu arah saja. Kita tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh karyawan kita. Namun jika kita menggunakan teknik bertanya, maka tentunya kita bisa mengetahui apa yang dipikirkan oleh mereka dan jawaban mereka juga bisa menjadi masukan buat kita sebagai pimpinannya.

Keempat, beranilah berkata "Saya minta maaf" dan "Terima kasih". Itu adalah hal yang sering ditunggu oleh karyawan kita. Mereka tidak ingin disalahkan terus, tetapi mereka juga ingin mendapat apresiasi. Sebaliknya, jika pimpinan salah, mereka juga menunggu kata "maaf" dari pimpinannya.

Demikian sedikit masukan dari saya buat Pak Santoso dan seluruh pembaca Tribun Timur.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi, selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.



Tanya Andrew #24

Pak Andrew, saya mempunyai kesulitan dengan orang-orang sales saya. Mereka rata-rata orang kreatif dan punya banyak ide, tapi koq mereka sulit diatur ya Pak? Selain itu, kadang-kadang mereka juga punya ide yang bagus tapi pelaksanaannya koq tidak sebagus apa yang mereka gambarkan? Saya sudah pusing menghadapi mereka. Mohon saran Bapak. Terima kasih.

Syamsuddin

Pak Syamsuddin dan pembaca Tribun Timur yang budiman, mengatur orang-orang kreatif bukanlah hal yang mudah dan seringkali membuat pusing. Namun tanpa orang-orang kreatif, maka tidak akan ada ide-ide baru yang muncul.

Bagaimana kita bisa mengatur orang-orang dengan tipe itu namun mereka tetap bisa memaksimalkan kreatifitas mereka? Berikut ada beberapa tips, yaitu:

Pertama, delegasikan suatu tugas kepada mereka. Dan pada saat kita mendelegasikan tugas tersebut, mintalah mereka membuat rencana kerja sedetail mungkin, baik dari sisi strategi maupun tahapan pencapaiannya secara konkrit.

Kedua, beri batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan. Jangan dibiarkan mereka berjalan tanpa ada rambu-rambu yang jelas karena rambu-rambu itu yang akan bisa memastikan apakah mereka melanggar aturan yang telah ditetapkan atau tidak.

Ketiga, berilah deadline atau batas waktu. Dengan adanya batas waktu yang jelas, maka tentunya mereka akan mempunyai tujuan yang jelas untuk mencapai sesuatu. Tanpa batas waktu yang jelas, maka kemungkinan besar pekerjaan atau proyek tersebut tidak akan tercapai dan terlaksana.

Keempat, jangan lupa melakukan kontrol. Mintalah mereka melaporkan semua hasil-hasil yang telah dicapai secara berkala, misalnya 3 hari sekali atau seminggu sekali. Dengan melakukan kontrol secara berkala, maka tentunya kita bisa tahu secara cepat jika ada kesalahan yang terjadi atau jika ingin melakukan perubahan.

Kelima, jangan lupa memberi apresiasi jika mereka melakukan sesuatu karena salah satu ciri orang kreatif adalah ingin hasil karya atau pemikirannya dihargai oleh orang lain, terutama pimpinannya. Usahakan lebih banyak Anda memberi apresiasi dibanding mencela pekerjaan mereka. Dengan begitu mereka akan lebih termotivasi untuk selalu melakukan yang terbaik.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tuesday, September 15, 2009

Tanya Andrew #23

Pak Andrew, perkenalkan nama saya Moh. Firdaus. Saya ingin membuka sebuah usaha baru dan akan melakukan perekrutan. Orang-orang tipe apa yang perlu saya miliki untuk bisa menolong saya mengembangkan usaha yang akan saya buka? Bagaimana cara menilai orang tersebut? Mohon saran dari Bapak. Terima kasih.

Moh. Firdaus

Pak Firdaus dan pembaca Tribun Timur yang budiman, untuk membuka sebuah usaha baru memang dibutuhkan orang yang tepat yang bisa memperkenalkan perusahaan kita kepada orang lain. Kita tidak bisa menunggu bola, tetapi harus memburu bola.

Tipe orang yang harus kita miliki khususnya pada saat perusahaan baru akan dibuka adalah sebagai berikut:

Pertama, carilah orang yang extrovert dan bukan introvert. Artinya, orangnya harus ceria, pembawaannya menyenangkan, bisa mencairkan dan menghangatkan suasana karena pekerjaannya tentu haruslah bertemu dengan berbagai macam orang dan calon customer.

Kedua, sebisa mungkin carilah orang yang sudah memiliki jaringan dan kenal dengan banyak decision maker dari berbagai perusahaan karena dengan adanya jaringan tersebut maka perusahaan Anda akan lebih cepat dikenal.

Ketiga, untuk membuka pintu, kita membutuhkan orang-orang kreatif dengan berbagai ide. Kadang memang orang kreatif gagal dalam eksekusi namun mereka kuat dalam berbagai ide. Karena itu, supportlah orang tersebut dengan tim eksekutor dan administrator yang kuat sehingga ide yang diberikan bisa dijalankan dengan baik.

Keempat, salah satu ciri orang yang punya banyak ide adalah memiliki big vision atau visi yang besar. Dia bisa membayangkan apa yang akan dia lakukan dalam kurun waktu jangka pendek, menengah dan panjang. Namun perlu juga diingat bahwa orang-orang semacam ini cenderung tidak bertahan lama di sebuah perusahaan. Biasanya mereka akan ada di perusahaan yang sama selama kurang lebih 2-4 tahun. Karena itu, Anda perlu menyiapkan orang berikutnya sehingga jika suatu hari dia keluar, Anda sudah siap dengan penggantinya.

Kelima, untuk mendapatkan orang semacam ini, kita membutuhkan dukungan data yang kuat, bukan hanya dari CV yang dia masukkan ataupun hasil wawancara, tetapi sedapat mungkin memiliki hasil tes karakter dari orang tersebut karena hasil tes karakter akan menolong kita untuk tahu apakah orang tersebut cocok atau tidak di posisi yang kita inginkan.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi, selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.


Tanya Andrew #22


Saya seorang pengusaha. Saat ini saya sedang diminta menjadi distributor dari sebuah produk makanan dan pihak pabrik menargetkan nilai yang cukup besar yang harus saya pasarkan setiap bulannya. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana caranya saya perkenalkan produk ini agar orang mau membelinya? Apakah saya harus langsung jual saja ke toko-toko atau bagaimana Pak? Saya menunggu saran Bapak. Terima kasih.

Rusdi

Pak Rusdi dan pembaca Tribun Timur yang budiman, untuk sebuah perusahaan besar, biasanya tugas distributor adalah mendistribusikan produk itu ke setiap outlet yang menjadi target pasar. Namun banyak juga pabrik atau principal yang menginginkan agar distributorlah yang bertugas untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang produk mereka.

Beberapa cara untuk memperkenalkan produk baru kepada masyarakat, antara lain:

Pertama, buatlah iklan yang menarik agar orang mulai mengetahui apa yang Anda tawarkan. Jika orang tidak mengenal produk Anda, maka tentunya mereka tidak akan membeli. Jika mereka tertarik pada iklan Anda, maka tentunya mereka akan melihat dan memberi perhatian. Iklan bisa dibuat dalam bentuk spanduk, pamflet, brosur, atau juga iklan di surat kabar, radio dan televisi. Pastikan bahwa di dalam iklan tersebut Anda mencantumkan keunggulan dari produk Anda.

Kedua, pasanglah iklan Anda sesuai dengan target yang Anda tuju. Jika yang Anda tuju adalah pedagang pasar, maka pasanglah spanduk Anda di seputar pasar. Jika yang Anda tuju adalah pemilik rumah makan, maka pasanglah spanduk di tempat-tempat keramaian ataupun melalui media. Begitu pula jika target pasar Anda adalah masyarakat umum.

Ketiga, adakanlah pembagian sampel makanan secara gratis, misalnya di mall. Bisa juga di sekolah-sekolah atau kampus-kampus jika memang targetnya adalah anak sekolah atau mahasiswa.

Keempat, bekerja sama dengan toko-toko yang memiliki pengunjung yang ramai dan Anda memasang stand khusus di tempat tersebut, bisa di dalam outlet ataupun di luar outlet.

Kelima, Anda juga bisa menjadi sponsor untuk berbagai acara, misalnya di acara arisan, seminar, pameran, dan lain-lain. Dengan menjadi sponsor, maka orang-orang yang ada di tempat tersebut bisa mengetahui serta mencoba apa yang Anda tawarkan.

Masih banyak lagi tips-tips lain dalam memperkenalkan sebuah produk, namun tidak bisa saya tuliskan semua dalam kolom ini.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.


Tanya Andrew #21

Pak Andrew, dalam menghadapi pekerjaan, saya termasuk orang yang punya tipe tidak bisa berada di bawah tekanan, tidak sabaran, mau cepat selesai, tidak teliti, suka menunda pekerjaan. Pokoknya parah Pak. Apakah orang seperti saya masih bisa bekerja? Karena sudah sudah bolak balik keluar dari berbagai perusahaan padahal saya mau sekali bekerja. Mohon solusi dari Bapak. Terima kasih Pak Andrew.

Lidya

Mbak Lidya dan pembaca Tribun Timur yang budiman, dalam sebuah pekerjaan, bekerja di bawah tekanan merupakan hal yang biasa. Namun jika kita tidak bisa bekerja di bawah tekanan, kurang sabar, maunya cepat selesai, tidak teliti dan suka menunda pekerjaan, memang hal itu kadang tidak bisa ditoleransi, terutama kalau bekerja di bidang administrasi.

Tetapi biasanya orang yang cenderung kurang tahan di bidang administrasi akan lebih tahan berada di bidang sales marketing. Mungkin Mbak Lidya perlu mengubah bidang pekerjaannya saja. Namun juga perlu diingat bahwa berada di bidang sales dan marketing, Anda tentu akan menemukan tekanan yang lebih besar lagi.

Untuk bisa belajar sabar, sekiranya ada masalah yang terjadi, cobalah untuk tidak membuat keputusan saat itu juga. Cobalah untuk menarik diri sejenak agar suasana menjadi tenang. Memang belajar sabar membutuhkan waktu dan usaha keras. Tidak mungkin kita bisa tiba-tiba sabar dalam waktu semalam.

Untuk bisa mengatasi sifat yang tidak teliti, Anda perlu belajar untuk mencatat segala sesuatu yang Anda pikirkan atau ingat, kemudian bukalah kembali catatan Anda sesering mungkin. Dengan begitu, Anda akan bisa mengatasi sifat Anda yang kurang teliti.

Jika telah selesai melakukan sesuatu, cobalah untuk memeriksanya kembali sebelum Anda menyerahkan laporan tersebut, jika hal itu menyangkut masalah administrasi.

Begitu juga dengan sifat suka menunda pekerjaan, jika Anda bisa melakukannya sekarang, mengapa harus menunggu besok? Sifat menunda biasanya terjadi karena kita sering berpikir, ”toh masih waktu.” Pemikiran seperti itu perlu dihilangkan sehingga kita bisa efektif dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab kita.

Saya yakin Mbak Lidya akan bisa menjadi orang sukses bila mampu mengatasi kelemahannya. Namun selain itu, Mbak Lidya juga perlu berkonsentrasi bukan hanya sekedar menutupi kelemahannya tetapi juga mengasah kelebihan dan kekuatannya.

Semoga jawaban saya memberi inspirasi kepada kita semua.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi, selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tanya Andrew #20

Pak Andrew, nama saya Sigit. Saya dan istri adalah PNS dengan golongan yang tidak terlalu tinggi. Kami punya masalah dengan keuangan karena setiap bulan kami rasa kurang. Memang setiap bulan kami juga harus menyisihkan sebagian keuangan kami untuk membayar hutang di bank. Kami sadar bahwa kami adalah termasuk orang yang hobbi belanja. Apa saran Bapak agar kami bisa mengatur keuangan kami lebih baik lagi? Atas sarannya, kami ucapkan terima kasih.

Sigit

Pak Sigit dan pembaca Tribun Timur yang budiman, mengelola keuangan memang bukanlah hal yang mudah namun mengelola keuangan tidak ada hubungannya dengan jumlah uang yang diterima. Seringkali kita melihat ada banyak orang yang mempunyai uang banyak, tetapi selalu merasa kekurangan.

Bagaimana mengelola keuangan rumah tangga yang baik? Ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

Pertama, catatlah jumlah uang yang Anda terima setiap bulannya, entahkah yang berasal dari gaji, insentif, komisi atau dari sumber manapun juga. Dengan begitu, Anda akan mengetahui berapa sebenarnya uang yang Anda terima setiap bulan.

Kedua, buatlah daftar kebutuhan rutin Anda setiap bulannya, misalnya jumlah uang sekolah anak yang harus dibayarkan, jumlah biaya listrik, air, telpon, dan lain sebagainya. Ingatlah bahwa kebutuhan tidak sama dengan keinginan. Jika Anda ingin membeli hand phone baru, apakah itu sebuah kebutuhan atau hanya keinginan? Jika yang lama masih bisa berfungsi, mengapa harus membeli yang baru?

Ketiga, pada saat Anda menerima uang, sisihkanlah semua yang menjadi kebutuhan utama Anda. Jika ada lebihnya, sebaiknya Anda masukkan sebagai tabungan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu uang tersebut dibutuhkan. Jika Anda ingin membeli sesuatu, sebaiknya Anda membeli dari uang tabungan Anda sehingga tidak akan mengganggu belanja kebutuhan rutin. Jika Anda merasa sulit untuk menabung, ada baiknya jika Anda mengambil asuransi karena dengan memiliki polis asuransi, maka Anda akan dipaksa untuk membayar setiap bulannya. Dengan begitu Anda akan memiliki tabungan karena tabungan di asuransi Anda akan dikembalikan pada waktu tertentu sehingga bisa menjadi modal untuk melakukan usaha atau melanjutkan pendidikan anak.

Keempat, pastikan bahwa Anda tidak meminjam uang hanya untuk kebutuhan-kebutuhan konsumsi tetapi cukupkanlah dengan uang yang telah Anda terima setiap bulannya. Dengan begitu, cash flow atau arus keuangan Anda akan terjaga setiap bulannya.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.


Thursday, September 10, 2009

Tanya Andrew #19

Pak Andrew, saya ingin tanya bagaimana caranya untuk bisa menjadi negosiator yang baik? Soalnya salah satu pekerjaan saya adalah bernegosiasi dengan orang lain. Saya butuh tips dari Bapak. Terima kasih dan sukses selalu buat Bapak.

Nancy


Mbak Nancy dan pembaca Tribun Timur yang budiman, untuk bisa menjadi negosiator yang baik, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

Pertama, kenalilah calon customer Anda. Cari tahu kebutuhannya serta latar belakang mengapa dia membutuhkan barang atau jasa kita. Jika kita tahu bahwa calon customer kita benar-benar menginginkan barang atau jasa kita dan bukan hanya sekedar bertanya, maka negosiasi akan lebih mudah dilakukan karena kebutuhannya sudah ada.


Kedua, orang senang dengan penawaran yang terbaik. Karena itu, sedapat mungkin jangan memberi harga pas kepada customer Anda tetapi harga yang masih bisa ditawar. Ingatlah bahwa customer selalu suka menawar dan akan merasa senang jika penjual bisa memberikan diskon dan harga terbaik. Bila Anda adalah penjual, maka turunkanlah harga Anda sedikit demi sedikit hingga bertemu dengan penawaran dari pembeli. Jika Anda adalah pembeli, maka naikkanlah penawaran Anda sedikit demi sedikit hingga bisa bertemu dengan harga yang ditawarkan oleh penjual.


Ketiga, ada orang yang bisa membuat keputusan secara cepat, namun ada pula yang butuh waktu untuk berpikir. Bagi mereka yang butuh waktu untuk berpikir, sebaiknya don’t be pushy (jangan terlalu memaksa). Beri dia waktu untuk berpikir, namun beri batas waktu. Jika customer tersebut memutuskan untuk membeli dalam jangka waktu tertentu, maka dia akan mendapatkan special discount (diskon khusus) atau special treatment (perlakuan khusus). Hal ini akan membuat customer kita berpikir dan memutuskan dengan lebih cepat.


Keempat, berhati-hatilah dengan calon customer yang seolah-olah mau membeli dalam jumlah besar. Kecenderungan dari orang yang ingin membeli dalam jumlah besar terkadang menginginkan diskon yang lebih besar. Namun tidak jarang terjadi, si customer akhirnya hanya membeli sedikit atau tidak sesuai dengan pembicaraan awalnya.


Masih banyak tips-tips lain, tapi mudah-mudahan tips ini berguna buat Mbak Nancy dan pembaca Tribun Timur.


Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tanya Andrew #18

Pak Andrew, sebelumnya saya berterima kasih banyak. Saya dan teman rencana mau mendirikan usaha warnet. Modalnya sudah ada terus tempatnya juga. Tapi sekarang banyak sekali bermunculan usaha warnet. Tolong apa saya teruskan atau bagaimana. Saya sangat mengharapkan jawaban bapak. Terima kasih.


Asry



Mbak Asry dan pembaca Tribun Timur yang budiman, saat ini dunia kita sedang mengarah ke dunia teknologi informasi. Itulah sebabnya kebutuhan akan internet menjadi semakin besar. Usaha warnet bermunculan dimana-mana sedangkan penggunanya pun semakin bertambah.


Apakah usaha warnetnya perlu diteruskan atau tidak? Saran saya adalah teruskan saja, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bisa survive dalam bisnis ini, antara lain:


Pertama, perhatikan lokasi dimana Anda akan membuka usaha ini. Kebanyakan pengguna warnet adalah para pelajar dan mahasiswa. Pekerja kantoran juga ada namun saat ini kebanyakan kantor sudah dilengkapi dengan sistem internet, jadi para pekerja kantoran seringkali hanya memanfaatkan jaringan dari kantornya. Karena pengguna warnet kebanyakan para pelajar dan mahasiswa, lokasi yang tepat untuk membuka usaha warnet adalah di daerah kampus.


Kedua, buatlah agar usaha warnet Anda memiliki nilai tambah dibanding dengan usaha warnet yang sudah ada. Misalnya saja dengan memberikan akses yang lebih cepat, tempat yang lebih besar, lebih menarik, lebih sejuk, dan lain-lain. Bisa juga dengan memberikan harga yang lebih murah namun dengan pelayanan yang maksimal.


Ketiga, buatlah membership program atau program keanggotaan karena jika diperhatikan umumnya orang yang datang ke warnet secara reguler adalah orang yang sama. Jika kita bisa memberikan program keanggotaan, misalnya saja jika menjadi anggota dari warnet kita maka dengan menunjukkan membership card atau kartu anggota mereka bisa mendapatkan diskon di tempat tertentu. Bisa juga dengan program reward, misalnya dengan mendapatkan harga khusus setelah belanja dengan nominal tertentu. Bisa juga dengan memberikan program-program lainnya, misalnya setiap bermain 10 jam akan mendapatkan gratis 1 jam.

Keempat, bekerjasamalah dengan berbagai komunitas di area Anda karena dengan melakukan hal tersebut, Anda lebih mudah untuk memperkenalkan usaha warnet Anda kepada masyarakat. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan customer secara lebih cepat.


Kelima, saat melakukan launching, usahakan Anda membuatnya cukup fantastis sehingga bisa menjadi buah bibir dan melahirkan word of mouth bagi orang-orang di sekitar Anda maupun calon customer Anda.


Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tanya Andrew #17

Saya Arif, manager di sebuah perusahaan yang sedang berkembang. Saya punya kesulitan dengan anak buah saya. Kerjanya lambat sekali. Seringkali saya sudah menerangkan apa yang harus dia lakukan, tapi saat dilakukan banyak sekali salahnya padahal menurut saya itu adalah pekerjaan yang tidak sulit untuk dikerjakan. Saya mohon petunjuk Bapak tentang apa yang harus saya lakukan agar pekerjaan saya bisa berjalan dengan baik. Terima kasih Pak.

Arif.

Pak Arif dan pembaca Tribun Timur yang budiman, dari kisah Anda, saya bisa membayangkan bahwa Anda termasuk seorang pekerja yang cenderung ingin menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Namun sayangnya, Anda tidak didukung oleh anak buah yang mempunyai irama kerja seperti Anda.

Untuk bisa membuat anak buah kita lebih cepat mengerti, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :

Pertama, ketahuilah apakah anak buah Anda termasuk orang yang cenderung visual atau auditori atau kinestetik. Jika dia adalah orang yang cenderung visual, maka dalam menyuruh melakukan suatu pekerjaan, pastikan dia melihat apa yang Anda inginkan. Jika dia adalah tipe orang auditori, maka pastikan bahwa dia mendengar apa yang Anda inginkan. Namun jika dia adalah orang kinestetik, maka mintalah dia untuk memperagakan apa yang Anda inginkan sebelum melakukan segalanya secara lengkap. Jika Anda tahu cara anak buah Anda menerima informasi, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk memintanya melakukan sesuatu.

Kedua, setelah Anda memberikan instruksi, sedapat mungkin mintalah orang tersebut menyampaikan kembali apa yang telah Anda sampaikan. Dengan begitu Anda bisa menilai seberapa banyak informasi yang telah ditangkap oleh anak buah Anda dan apakah informasi yang diterima oleh mereka sesuai dengan harapan Anda atau tidak.

Ketiga, tidak semua orang bisa menangkap sesuatu secara utuh, terutama jika mereka termasuk pekerja yang cenderung lambat dalam melakukan sesuatu. Salah satu cara agar mereka bisa bekerja lebih cepat adalah dengan tidak menyuruh mereka melakukan banyak hal, tetapi satu-satu. Sebab kecenderungan orang yang bertipe demikian adalah sulit mengambil keputusan. Jadi kalau Anda memberi mereka pekerjaan yang terlalu banyak, sedangkan satu pekerjaan saja sulit diputuskan, maka pekerjaan lainnya pun tidak akan dikerjakannya. Jadi, berilah pekerjaan satu demi satu. Setelah selesai, baru kemudian berikanlah pekerjaan lainnya.

Jika Anda ingin mengetahui apakah anak buah Anda yang lainnya termasuk orang bekerja cepat atau lambat, Anda bisa melakukan tes karakter. Dengan begitu, Anda akan mengetahui kemampuan dari setiap anak buah Anda.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tuesday, September 8, 2009

Tanya Andrew #16

Yth. Pak Andrew, nama saya Putri, bekerja di sebuah finance company. Saya mempunyai kebiasaan buruk dengan emosi saya. Saya cepat marah dan hal itu seringkali terjadi dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan saya. Saya sangat ingin bisa menguasai emosi yang meledak-ledak tersebut. Apa saran Bapak? Terima kasih.

Putri

Mbak Putri yang luar biasa, Anda memiliki kehidupan dan masa depan yang sangat luar biasa. Jangan Anda hancurkan hanya gara-gara tidak dapat mengontrol emosi Anda. Emosi bisa menghasilkan hal yang baik, namun bisa juga menghasilkan hal yang kurang baik. Itu adalah pilihan Anda.

Jika Anda sedang menghadapi masalah, setidaknya ada 4 hal yang perlu Anda pikirkan:

Pertama, beresponlah dan bukan bereaksi. Jika Anda bereaksi terhadap situasi, maka situasilah yang akan mengontrol Anda. Sebaliknya, jika Anda berespon pada situasi, maka Andalah yang mengontrol situasi tersebut.

Kedua, gunakanlah pemikiran logika dan bukan emosional. Ketika emosi meningkat, maka pikiran logika kita akan menurun. Sebaliknya, jika perasaan dan emosi kita menurun, maka logika kita akan meningkat. Kita akan lebih sering memutuskan sesuatu bukan berdasarkan feeling saja, tetapi juga dengan logika kita.

Ketiga, kontrollah emosi atau kemarahan Anda. Memang, mengontrol emosi tidak semudah yang kita pikirkan. Dibutuhkan latihan dan keinginan untuk berubah. Namun saran saya,jika Anda sedang marah, berusahalah untuk diam. Pergilah ke suatu tempat dan biarkan amarah Anda reda lebih dulu. Jangan buat keputusan. Jangan buat apapun. Tenangkan diri saja dulu. Jika amarah Anda telah reda, kemudian barulah Anda mulai berpikir dengan tenang apa saja yang harus dilakukan.

Keempat, berpikirlah dari sisi yang positif karena ingatlah bahwa segala sesuatu memiliki 2 sisi, yaitu baik atau buruk, positif atau negatif. Anda bisa memilih untuk melihat sesuatu dari sisi negatif dan hal itu akan membuat Anda menjadi emosi dan marah, tetapi Anda juga bisa melihat hal itu dari sisi positif, dan hal itu akan membuat Anda tenang dan berpikir lebih jernih.

Sekarang, silakan memilih. Semoga pilihan Anda adalah pilihan yang tepat.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi, selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tanya Andrew #15

Saya seorang wirausaha yang masih baru dan belum berpengalaman. Saya ingin memiliki manajemen yang baik buat perusahaan saya. Hal-hal apa saja yang harus saya lakukan agar perusahaan saya baik dan bisa berkembang? Mohon saran dari Pak Andrew. Terima kasih.

Yusri

Pak Yusri dan pembaca Tribun Timur yang budiman, untuk memiliki manajemen yang baik dalam sebuah bisnis, tentunya ada begitu banyak langkah yang harus dilakukan, dan juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sayangnya, Pak Yusri tidak menyebutkan bisnis apa yang sedang dijalankannya. Namun untuk langkah awalnya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

Pertama, kita harus memiliki visi yang jelas terhadap bisnis tersebut. Visi adalah arah dan tujuan dari perusahaan. Jika kita sendiri masih belum memiliki visi yang jelas terhadap apa yang sedang kita jalankan, bagaimana kita bisa membangun manajemen yang baik? Tentunya sangat sulit.

Jadi, tentukan dulu visi Anda terhadap bisnis yang sedang dijalani. Buatlah secara tertulis sehingga staf dan karyawan Anda tahu kemana arah dan tujuan dari perusahaan Anda.

Kedua, milikilah sumber daya manusia (SDM) atau orang yang tepat dan bukan hanya orang yang baik saja.

Jika kita ingin memiliki manajemen perusahaan yang bisa diandalkan, merekrut orang-orang yang baik saja tidak cukup, tetapi juga harus merekrut orang-orang yang tepat. Contohnya, jangan orang yang tidak suka berhubungan dengan orang dan kaku dijadikan orang sales, customer service atau frontliner. Begitu juga sebaliknya, orang yang sangat suka ngobrol dengan orang seringkali cenderung memiliki kemampuan administrasi yang kurang rapi, pelupa dan cenderung kurang teliti.

Jadi, sekiranya Pak Yusri ataupun pembaca Tribun Timur lainnya ingin mengetahui apakah tim kerjanya adalah orang-orang yang sudah tepat dibidangnya atau tidak, silakan menghubungi kami.

Ketiga, sebuah manajemen yang baik perlu tahu bagaimana menggairahkan tim kerja dan anak buahnya agar mereka bisa bekerja dan meraih prestasi.

Jika anak buah kita bergairah, maka kesulitan tidak akan dilihat sebagai beban, tetapi sebagai sebuah tantangan untuk meraih prestasi-prestasi berikutnya. Jika mereka bergairah, maka kita akan lebih mudah mengarahkan mereka tanpa harus dipaksa, dan mereka pun akan melakukannya dengan senang hati.

Keempat, punishment and reward perlu menjadi bagian penting dalam perusahaan yang penilaiannya setransparan mungkin.

Tujuan dari punishment and reward adalah untuk membedakan antara orang yang berprestasi dan yang tidak. Jika orang yang berprestasi tidak diberi reward, maka suatu saat orang tersebut tidak akan berprestasi lagi.

Punishment and reward yang tepat akan menolong anak buah kita untuk terus maju. Jangan menjadikan orang pintar dan bodoh sama saja. Jangan sampai orang rajin dan malas memiliki penilaian yang sama. Di zaman seperti ini, semua orang dinilai dari prestasi kerjanya dan bukan hanya karena dekat dengan bos.

Masih ada banyak hal-hal lain yang perlu dilakukan untuk menjadikan manajemen perusahaan Anda semakin baik, namun tentunya tidak semuanya bisa saya tuliskan di kolom ini. Semoga tulisan ini memberi inspirasi buat kita semua.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi, selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tanya Andrew #14

Pak Andrew, saya berterima kasih untuk tulisan Bapak setiap hari di Tribun Timur. Saya mengikutinya setiap hari dan belajar banyak dari setiap tulisan Bapak. Saat ini saya punya usaha kecil-kecilan, yaitu toko barang campuran di sebuah kompleks perumahan. Dan di kompleks saya, ada juga beberapa toko lainnya. Yang ingin saya tanyakan, apakah saya harus memasang nama toko saya agar lebih dikenal orang? Apa saja keuntungannya jika saya harus memasang nama toko saya? Saya menunggu jawaban dari Bapak. Terima kasih.

Imam

Pak Imam dan pembaca Tribun Timur yang budiman, terima kasih atas apresiasi Anda kepada Harian Tribun Timur dan kami. Semoga kolom Tanya Andrew yang Anda baca setiap hari bisa memberi inspirasi buat Anda semua.

Menjawab pertanyaan Pak Imam tentang perlunya memasang nama toko, menurut saya itu adalah hal yang sangat penting. Mengapa memasang nama toko itu penting? Karena beberapa hal, yaitu:

Pertama, nama toko itu sama dengan identitas diri kita. Setiap kita, begitu lahir langsung diberi nama oleh orang tua kita. Selain nama itu sebagai doa, nama itu juga memiliki makna dan roh bagi segala sesuatu yang kita lakukan. Jadi, nama toko dan logo adalah identitas dari sebuah usaha.

Kedua, tujuan dibuatnya nama toko dan logo adalah agar orang mengenal toko kita lebih dekat. Seandainya ada beberapa toko yang berada di lingkungan kita ataupun di tetangga kita, jika seseorang ingin membeli, apa yang dia sebut? Jika kita tidak pernah memperkenalkan dan memasang nama toko kita, maka mungkin orang hanya berkata “belilah di toko jalan A.” Pertanyaannya, ada berapa toko yang ada di jalan A? Apakah mereka masuk ke toko kita ataukah ke toko tetangga kita? Jika kita memberi nama yang jelas, maka tentunya orang akan menyebut nama toko kita dengan lebih jelas juga. Nama toko kita yang akan membedakan dengan toko lain.

Ketiga, tujuan dari nama toko atau merk atau brand adalah agar nama toko kita selalu ada di benak target market atau konsumen kita. Bila orang-orang di kompleks perumahan Anda ingin membeli sesuatu, toko siapa yang dia paling ingat? Jika toko Anda adalah toko yang nomor satu disebut ataukah toko yang selalu ada di benak mereka, maka Anda telah berhasil menanamkan brand atau merk Anda ke benak konsumen. Begitu pula jika Anda memiliki usaha lain. Jika kita lihat di kota kita, saat Anda ingin membeli furniture, toko apa yang ada dalam benak Anda? Jika Anda ingin makan ayam goreng tepung, atau mie kering atau makanan Italia, rumah makan mana yang ada dalam benak Anda? Itulah kekuatan sebuah brand.

Mudah-mudahan jawaban saya bisa memberi inspirasi kepada Anda untuk lebih memperkenalkan usaha Anda kepada orang lain.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Thursday, September 3, 2009

Tanya Andrew #13

Pak Andrew, saya Ronny, pemilik sebuah usaha kecil. Saya punya masalah dengan karyawan saya. Dulunya waktu saya terima, mereka semua kelihatannya orang yang jujur dan bisa dipercaya. Tetapi ternyata, setelah kurang lebih setahun mereka bekerja, saya mulai melihat kecurangan-kecurangan yang mereka lakukan terutama soal keuangan. Saya bingung harus berbuat apa. Kalau saya ganti dengan karyawan baru, kemungkinan mereka juga bisa curang pada akhirnya. Apa saran Bapak buat saya? Terima kasih.

Ronny

Pak Ronny dan pembaca Tribun Timur yang budiman, semua orang tentu mengharapkan agar karyawannya jujur. Tetapi, kadang mereka tidak jujur bukan hanya karena ada niat, tetapi karena adanya kesempatan untuk melakukan ketidak-jujuran, apalagi jika mereka sedang mengalami masalah keuangan atau sedang kepepet. Anda juga jangan berpikir bahwa jika Anda menggunakan keluarga Anda sendiri sebagai karyawan, berarti Anda terbebas dari berbagai kecurangan. Belum tentu

Ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan di dalam menjalankan usaha Anda untuk mengurangi tingkat kecurangan karyawan, antara lain:

Pertama, Anda harus mempunyai sistem keuangan yang benar, baik itu untuk penerimaan maupun untuk pengeluaran uang. Jika bisnis Anda adalah sebuah toko, menggunakan cash register atau computer system akan bisa mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan adanya computer system, Anda akan lebih mudah melakukan pemeriksaan uang yang masuk dan barang yang keluar.

Kedua, setiap permintaan uang atau memberi diskon perlu meminta approval atau persetujuan dari atasan. Jika toko atau usaha Anda belum terlalu besar, maka Anda bisa melakukannya sendiri. Tetapi jika toko atau usaha Anda sudah mulai besar, Anda perlu memberikan kewenangan kepada salah satu staf Anda, mungkin setingkat supervisor untuk memberi persetujuan pengeluaran uang ataupun diskon sampai batas tertentu. Bila masih membutuhkan jumlah uang yang lebih besar lagi, maka staf tersebut harus meminta kepada atasan yang lebih tinggi, entahkah manager atau langsung kepada pimpinan tertinggi.

Ketiga, kecurangan biasanya timbul karena punishment and reward system (sistem hukuman dan hadiah) yang belum jelas. Jika hal ini tidak ada, maka orang orang yang kurang baik akan mempengaruhi orang baik sehingga orang baik pun akan menjadi kurang baik. Orang malas akan mempengaruhi orang rajin sehingga orang rajin pun akan menjadi malas.

Mudah-mudahan jawaban singkat ini bisa memberi inspirasi kepada Anda untuk memperbaiki berbagai kecurangan-kecurangan yang terjadi.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.


Wednesday, September 2, 2009

Tanya Andrew #12

Materi Tanya Andrew – Rabu, 02 September 2009

Pak Andrew, bagaimana pendapat Bapak mengenai orang yang kurang beruntung dalam karirnya? Kapan orang bisa menemukan jati dirinya agar bisa menemukan suatu skill yang cocok? Mohon tanggapan Bapak. Terima kasih.

Elias

Pak Elias dan pembaca Tribun Timur yang budiman, setiap orang pasti memiliki jalan hidupnya masing-masing. Namun terkadang kita melihat bahwa jalan hidup orang lain itu lebih baik daripada jalan hidup kita padahal jika kita ada di posisi orang tersebut, belum tentu kita bisa mengatasi berbagai tantangan yang mereka hadapi.

Beruntung atau kurang beruntung sebenarnya adalah masalah persepsi saja. Kita akan bisa merasa beruntung jika kita mulai belajar mensyukuri atas apa yang telah diberikan kepada kita. Namun setelah bersyukur, kita seharusnya mulai mengembangkan apa yang telah kita miliki.

Jika yang kita miliki adalah kreatifitas, maka kreatifitas tersebut harus dikembangkan agar bisa menghasilkan manfaat yang lebih besar lagi. Jika yang kita miliki adalah sebuah skill, maka skill itu harus terus diasah agar bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Jadi, mulailah bersyukur dan kembangkan apa yang ada.

Untuk bisa menemukan jati kita yang sebenarnya, kita perlu tahu apa yang menjadi kemampuan dan kelebihan kita. Seringkali seseorang tidak menemukan jati dirinya karena dia ingin menjadi seperti orang lain sementara kemampuan yang dia miliki berbeda.

Apa yang jadi kemampuan kita biasanya terlihat dari apa yang kita senangi, apa yang kita pikirkan dan cara kita melakukan sesuatu. Pertajamlah itu agar hal tersebut bisa menjadi karakter dan jati diri Anda. Bahkan, jika Anda bisa mengembangkannya sehingga mampu menghasilkan nilai ekonomis dan bisnis, maka hal itu menjadi sesuatu yang luar biasa.

Jangan berhenti untuk sekedar tahu apa yang mampu Anda kerjakan, tetapi kembangkanlah itu menjadi sebuah keahlian. Dengan keahlian yang Anda miliki, tentunya akan membentuk citra diri dan jati diri Anda.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Tuesday, September 1, 2009

Tanya Andrew #11

Pak Andrew, nama saya Rahman. Saya adalah seorang mahasiswa yang sangat terobsesi ingin jadi Pengusaha. Saya jurusan Informatika, tapi minat saya lebih banyak di bisnis.

Sejak SMP saya sudah kenal bisnis MLM dan menjadi distributornya. Beberapa MLM saya ikut bergabung. Sampai akhirnya saya berhenti beberapa bulan yang lalu. Saya melanjutkan dangan bisnis pulsa dengan menyewa lokasi untuk counter saya. Namun hanya dua bulan saya tutup kembali.

Sekarang saya ingin mendirikan warnet. Perangkat warnet saya sebagian sudah ada, namun selebihnya belum karena saya merasa tertipu oleh rekan bisnis. Hingga sekarang kontrakan lokasi warnet saya sudah berjalan 1 bulan lebih, begitupun dengan paket internetnya, namun penghasilan belum ada sama sekali. Kritikanpun sudah begitu banyak yang masuk ke telinga saya. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa aku sangat bodoh sampai ceroboh kena tipu. Kerugian saya puluhan juta dan itupun modal dari orang tua, sedangkan orang tua saya adalah seorang petani kecil yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengumpulkan uang sebanyak itu.

Apa yang harus saya lakukan agar semangat bisnis saya tetap bertahan dan tetap bisa menerima kritikan yang begitu banyak baik dari keluarga saya sendiri maupun dari teman-teman saya sendiri? Terima kasih Pak Andrew.



Rahman Mhan

Mas Rahman dan pembaca Tribun Timur yang luar biasa, saya salut terhadap jiwa entrepreneurship yang Anda miliki. Memang, dalam menjalankan usaha kita dihadapkan pada 2 pilihan, yakni untung atau rugi. Namun melihat apa yang Anda sampaikan, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan, yaitu:

Pertama, jagalah agar semangat berwirausaha Anda tidak surut karena semangat itulah yang harus dimiliki jika seseorang ingin menjadi pengusaha.

Kedua, saya sarankan bukalah warnet Anda dengan apa yang ada lebih dulu. Mungkin hanya dengan beberapa PC, tetapi paling tidak Anda bisa mendapatkan income dan kontrakan Anda tidak terbuang percuma.

Ketiga, carilah partner yang bisa memahami Anda. Saran saya, Anda perlu melakukan check and balances sebelum membuat keputusan untuk melakukan partnership karena sadar atau tidak, Anda cenderung mudah mempercayai orang lain, apalagi kalau itu adalah teman dekat Anda.

Keempat, Anda perlu tahu kekuatan dan kelemahan Anda sebelum melakukan bisnis ataupun melakukan partnership dengan orang lain. Anda bisa menemui kami untuk konsultasi lebih lanjut tentang hal ini. Tujuannya adalah agar Anda tidak jatuh ke lubang yang sama lagi.

Kelima, lihatlah kegagalan ini sebagai sebuah pembelajaran. Lihatlah juga kritikan dari orang-orang di sekitar Anda sebagai masukan yang membangun. Jangan patah semangat hanya karena hal ini. Tidak ada seorang pengusaha sukses yang tidak pernah mengalami kegagalan, tetapi mereka belajar dari kegagalan sehingga berhasil.

Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

Kisah sukses seorang Anak yatim yang membuka 44 cabang nasi rempah di seluruh indonesia

Dilansir dari akun Instagram "faktanyagoogle", baru-baru ini mulai terdengar eksistensi sebuah produk baru yang mengangkat remp...