Monday, August 31, 2015

Anggota Tim Selalu Berganti

 
 
Pak Andrew Nugraha, kenapa yach tim saya selalu berganti? Padahal gaji di tempat saya itu lumayan besar. Apa yang harus diperbaiki oleh manajemen kami…. Terima kasih.
- Bobby

Salam Spektakuler!!!

Bapak Bobby dan sahabat Spektakulis, ada beberapa penyebab kenapa sebuah tim selalu berganti, diantaranya:


Pertama, pimpinan tidak bisa menjual visi perusahaan kepada timnya. Ketika karyawan sudah memiliki integritas, mereka akan berpikir dua kali untuk keluar dari perusahaan anda. Karena mereka merasa ada tujuan bersama yang harus dia capai sehingga dia harus tetap berada di perusahaan tersebut.


Kedua, pimpinan menjadi orang yang sangat ditakuti, bukan dihormati. Akan lebih baik menjadi pemimpin yang diteladani bukan ditakuti. Ketika tim anda diliputi rasa takut saat bekerja akan membuat mereka tidak nyaman, tidak bisa enjoy dalam bekerja sehingga mereka tidak aka merasa betah terhadap pekerjaan tersebut.


Ketiga, Pimpinan tidak mampu menggerakkan timnya dengan baik. Seorang pemimpin harus mampu menggerakkan timnya untuk mencapai visi perusahaan secara bersama-sama.


Keempat, Pimpinan tidak punya perencanaan jangka panjang dan bekerja tanpa sistem dan serba mendadak. Jika seorang pemimpin memiliki sistem kerja secara mendadak maka akan sulit bagi timnya untuk mengikutinya.


Kelima, Pimpinan terbiasa berpikir dan bekerja sendiri tanpa melibatkan timnya sehingga keputusan apapun selalu diambil sendiri. Jika pemimpin berprilaku seperti itu maka akan merasa tidak bermanfaat dan tidak ada gunanya bekerja dibawah pemimpin tersebut. Mereka akan mencari pemimpin yang lebih bisa menghargai mereka.


Artikel ini juga bisa Anda baca di Harian Tribun Timur Makassar, Harian Surya Surabaya, Harian Tribun Jogja, Harian Tribun Jateng & Harian Tribun Pontianak. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar karir, bisnis dan keuangan kirimkan pertanyaan Anda melalui email ke tanya@andrewnugraha.com

Wednesday, August 26, 2015

Membangun Komunikasi Yang Baik Sesama Rekan Kerja

Saya kasih di Purbalingga, saya bekerja di sebuah perusahaan dengan karyawan yang sangat beragam. Baik latar belakang maupun pedidikannya. Perbedaan-perbedaan tersebut kadang timbul dan tidak membaut nyaman bagi kami. Saya ingin membangun komunikasi yang dapat membuat kami tetap selaras dalam bekerja. Saya berharap bisa terhindar dari sebuah konflik yang bisa merusak pekerjaan saya. Mohon saran dari Bapak Andrew Nugraha, sehingga hal tersebut tidak terjadi.
- Kasih

Salam Spektakuler!!!

Ibu Kasih dan sahabat spektakulis. Komunikasi yang tepat akan membantu Anda untuk terhindar dari konflik dengan latar belakang perbedaan yang tidak diinginkan. Berikut ini tips-tips yang patut Anda coba.
Pertama, bukalah diri Anda. Dengarkan pendapat orang lain merupakan satu sikap keterbukaan Anda di tempat kerja. Kemudian ulangi kembali apa yang rekan anda katakan untuk menghindari kesalahpahaman dan rekan anda akan merasa dihargai. Utarakan dengan bahasa yang halus dan sopan jika anda tidak sependapat. Berikan alasan yang logis jika Anda tidak setuju.


Kedua, kurangi keluhan Anda. Mengeluh kepada rekan lain bukanlah sikap yang tepat saat bekerja, apalagi keluhan tersebut berhubungan dengan pekerjaan Anda. Bersikap professional tidak dengan mengeluarkan keluhan yang tidak bermutu dan harus melibatkan rekan kerja lain. JIka memang ada keluhan yang menurut Anda kurang mengena dihati sebaiknya pilihlah kata-kata yang tepat dan tidak mengintimidasi seseorang di tempat kerja Anda.


Ketiga, berikan uraian yang logis. Saat Anda mengutarakan keluhan, pendapat sebaiknya disertai dengan alasan yang tepat dan masuk akal. Jika hal ini dilakukan seseorang pasti akan menilai Anda dengan sikap terbuka dan menghargai apa yang Anda keluhkan.


Keempat, menghindari konflik antar pribadi. Konflik antar personal pasti selalu terjadi dalam lingkungan kerja, untuk menghindarinya sebenarnya Anda hanya harus bersikap professional. Artinya Anda harus pandai memisahkan masalah personal antar rekan dengan masalah pekerjaan. Cobalah untuk menghadapi setiap masalah dari sudut pandang berbeda dan tidak melibatkan emosi pribadi.


Kelima, tidak selalu tergantung pada atasan. Untuk menyelesaikan setiap konflik yang muncul, Anda tidak perlu selalu tergantung dengan keputusan atasan. Jika ini Anda lakukan, Anda menunjukkan pribadi yang tidak bisa menyelesaikan masalah dan tidak akan dapat dipercaya saat menghadapi masalah – masalah besar di kantor. Bicarakan baik-baik dengan rekan kerja yang menyebabkan konflik, sebelum masalah tersebut menjadi besar dan sampai ke telinga atasan.


Keenam, mintalah mediasi. Mediasi menjadi sangat diperlukan jika konflik yang terjadi tidak dapat diselesaikan secara baik-baik. Mungkin Anda meminta bantuan rekan kerja lain yang bersikap netral saat menghadapi konflik tersebut sebagai penengah. Anda dan rekan kerja yang berkonflik mungkin akan mendapat masukan dari sudut pandang berbeda sehingga akan lebih mudah menyelesaikan masalah tersebut.
Artikel ini juga bisa Anda baca di Harian Tribun Timur Makassar, Harian Surya Surabaya, Harian Tribun Jogja, Harian Tribun Jateng & Harian Tribun Pontianak. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar karir, bisnis dan keuangan kirimkan pertanyaan Anda melalui email ke tanya@andrewnugraha.com

Monday, August 24, 2015

Membangun Bisnis Toko Kelontong Menjadi Supermarket


Saya Petrik, Saya mempunyai usaha kelontong dan saya berniat untuk membuatnya menjadi sebuah supermarket. Pak Andrew Nugraha, apa yang harus saya lakukan untuk mewujudkan niat saya tersebut ? Saya tunggu saran dari Pak Andrew.
- Petrik

Salam Spektakuler!!!

Bapak Petrik dan sahabat spektakulist. Jika ingin membangun sebuah perusahaan retail yang berhasil . Berikut ini informasi beberapa hal yang perlu dilakukan para pelaku usaha agar penjualan dapat meningkat.
Pertama, siapkan troli untuk memudahkan para pembeli. Tidak hanya bertujuan memudahkan para pembeli dalam berbelanja, keberadaan sebuah troli ternyata juga mendorong para konsumen untuk melakukan pembelian yang lebih besar. Sebuah troli yang dilengkapi dengan roda kecil, ternyata memudahkan mobilitas konsumen selama berbelanja, sehingga tidak heran bila konsumen akan semakin bersemangat untuk memasukkan lebih banyak barang ke troli-troli yang mereka dorong.


Kedua, letakkan produk penarik di bagian paling depan. Ketika berbelanja di sebuah supermarket, tidak jarang kita membeli beberapa produk yang pada dasarnya belum kita butuhkan namun cukup menarik Anda untuk memasukkannya ke troli belanja. Tanpa Anda sadari, sebenarnya para pelaku usaha supermarket telah merencanakan sebuah strategi untuk meningkatkan transaksi pembelian para konsumen. Salah satunya saja seperti memasang produk penarik di bagian paling depan, seperti misalnya aneka macam bakery, aksesoris wanita, dan lain sebagainya.


Ketiga, atur bahan pokok sehari-hari di bagian belakang. Sebagian besar konsumen yang datang ke supermarket biasanya mencari bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Karenanya tanpa Anda promosikan pun barang-barang seperti sembako bakal tetap laris-manis dicari para konsumen. Oleh sebab itu, jangan takut untuk mengatur bahan pokok di bagian paling belakang agar setiap konsumen bersedia menelusuri bagian demi bagian di supermarket Anda. Dari penelusuran tersebut, tidak menutup kemungkinan bila kemudian para konsumen terdorong untuk melakukan beberapa pembelian yang sebelumnya tidak mereka rencanakan.


Keempat, posisikan produk Anda sesuai dengan target pasar yang dibidik. Meskipun strategi pemasaran ini terbilang sepele, namun efek yang dihasilkan cukup besar. Setiap konsumen tentu memiliki kemampuan yang berbeda-beda, oleh karena itu permudah konsumen dengan meletakkan produk-produk sesuai dengan target pasar yang Anda bidik. Contoh sederhana bisa kita lakukan dengan meletakkan snack(makanan ringan), cokelat, permen, dan sereal anak-anak para beberapa tempat yang lebih pendek atau sejajar dengan pandangan anak-anak.


Kelima, lengkapi barang-barang di rak antrian kasir. Tidak jarang supermarket-supermarket yang kita kunjungi sengaja memasang rak barang di sepanjang antrian kasir. Strategi ini tentunya memiliki tujuan khusus, yakni untuk memicu pembelian tak terduga disela-sela menunggu antrian pembayaran. Oleh karena itu, suguhkan barang-barang kecil seperti misalnya permen, coklat, majalah, batu baterai, dan lain sebagainya.


Artikel ini juga bisa Anda baca di Harian Tribun Timur Makassar, Harian Surya Surabaya, Harian Tribun Jogja, Harian Tribun Jateng & Harian Tribun Pontianak. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar karir, bisnis dan keuangan kirimkan pertanyaan Anda melalui email ke tanya@andrewnugraha.com

Kisah sukses seorang Anak yatim yang membuka 44 cabang nasi rempah di seluruh indonesia

Dilansir dari akun Instagram "faktanyagoogle", baru-baru ini mulai terdengar eksistensi sebuah produk baru yang mengangkat remp...