Thursday, March 23, 2017

Quotes Of The Day by Andrew Nugraha


BERSYUKUR
adalah salah satu ciri orang 
SUKSES. 
Sudahkah kita
BERSYUKUR
hari ini?

Tokoh Inspirasi | Nino Maulana


Awalnya tidak tertarik untuk membuka usaha sendiri. Pria yang akrab disama Nino justru lebih tertarik untuk berbisnis lewat penanaman modal atau investasi kepada usaha orang lain atau rekan bisnis.

Dikutip dari KORAN SINDO MEDAN, Minggu (8/1), Nino menceritakan, dengan modal kepercayaan, ia menginvestasikan uang ratusan juta rupiah kepada seorang kenalan baru pada tahun 2010. Saat itu, Nino merasa percaya saja apalagi saat pembagian persenan awalnya lancar dan menilai kalau kenalan itu orang baik. Namun, setahun kemudian ia mulai sadar tertipu karena rekan kerja tersebut tidak ada kabar sama sekali, pembayaran pun tidak diterimanya.

Berdasarkan pengalaman pahitnya ditipu rekan kerja, Nino memberanikan diri bersama dua temannya untuk mengelola dan mendirikan cafe kopi bernama Grand Kedeu Kupie Ulee Kareng & Gayo Medan di Jalan Sei Serayu. Saat itu, menjadi awal Nino mengelola bisnis secara langsung. Di mana rasa bingung melanda karena kalau mundur tak mungkin.

Terakhir, hanya berdua saja mengelola usahanya itu. Sebab seorang temannya hengkang dan memilih usaha yang lain. Nino pun memiliki pesan bagi calon pengusaha agar tidak percaya pada orang lain begitu saja mengelola usahanya. Seorang pengusaha harus ikut dalam manajemen usaha tersebut. “Jangan mau terima bersih saja. Dulu pengenanya dapat duit mudah tapi ternyata duit datangnya enggak gampang,” pungkasnya.

Credit : bisnisukm.com

Friday, March 10, 2017

Tokoh Inspirasi | Tonny Rusli


Tonny, yang sebelumnya adalah Asisten Direktur di sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris selama 7 tahun ini, nekat banting setir menjadi penjual roti. Usaha ini berawal dari idenya memberikan makanan yang sehat untuk Ibunya saat sakit kanker payudara.

“Mama saya suka roti, tapi beliau pernah sakit kanker payudara. Jadi kondisi itu membuat saya ingin membuat roti tanpa pengawet untuk mama saya setiap pagi. Makanya sampai sekarang roti kami tidak ada tambahan bahan pengawet,” kata Tony sebagaimana dilansir onenews.id

Tak disangka, roti racikan Tonny ramai peminat. Banyak pesanan berdatangan dari teman-temannya. Jebolan Universitas Tarumanegara ini pun mengajak sang adik membuka toko roti di daerah Bojong, Jakarta Barat.

Namun lantaran sepi pembeli, Tonny pun pindah dengan menyewa tempat yang lebih strategis di Puri Kembangan, Jakarta Barat, yang menjadi tokonya sampai saat ini.

“Jangan takut bermimpi untuk memulai usaha. Jangan takut memulai, karena kalau kita nggak pernah mencoba, kita nggak pernah tahu usaha kita berhasil atau tidak. Tidak ada sukses yang instan, kuncinya inovasi dan kreatif,” kata Tonny memberi saran untuk pengusaha pemula.

“Omzet 3 toko per bulan sekitar Rp 270 juta dengan karyawan 20 orang. Rencana kami akan buka lebih banyak lagi outlet di Jakarta dan daerah lainnya, sehingga lebih banyak orang menikmati roti sehat kami. Kami juga siap mencari mitra yang mau kerjasama dan punya visi yang sama, menjual roti sehat tanpa pengawet,” kata Tonny.

Credit: onenews.id

Friday, March 3, 2017

Satoto Penyemir Sepatu keliling Temanggung Bertubuh Mungil


Kekurangan fisik bukanlah alasan seseorang untuk berhenti meretas harapan mendapat kehidupan yang lebih baik. Dengan tekad dan usaha kuat, semuanya pasti dapat terwujud. Seperti itulah prinsip hidup Satoto (25), warga Dusun Temandang Desa Pendowo Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.

Meski terlahir dengan kondisi tubuh yang cukup mungil, dengan tinggi badan hanya 120 sentimeter, namun tak sedikitpun ia menujukkan keputus asaan dalam menjalani hidup. Ia berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan menjadi penyemir sepatu keliling.

Saban hari, anak pasangan (alm) Asrowi Sutriman dan Sumaryati (65) itu berjalan kaki keluar masuk instansi dan gedung perkantoran hanya demi menawarkan jasa semir sepatu. Dalam sehari, ia mengaku biasa menyemir sekitar 10 hingga 15 pasang sepatu tanpa mematok tarif pasti. "Seikhlasnya saja, kadang saya diberi Rp 4.000 atau Rp 5.000. Tuhan telah memberikan rizki secara adil tidak ada yang tertukar. Yang penting halal, saya yakin itu," ungkapnya, Minggu (19/2). 


Kendati kerap mendapat cibiran, namun hal itu tak sedikit pun melunturkan tekadnya untuk terus berjuang mengais rizki. Bahkan, Satoto mengaku dirinya masih merasa beruntung, walaupun berukuran tubuh mini, tetapi Tuhan masih memberinya kelengkapan anggota tubuh untuk membantunya bekerja.

Semenjak ayah tercintanya meninggal dunia serta kedua kakaknya berumah tangga, ia harus menjadi tulang punggung keluarga karena memiliki tanggung jawab merawat ibunya yang telah berusia senja.

Di tengah kesibukannya mengadu nasib, ia masih memiliki sebuah cita-cita yang hingga detik ini belum tercapai. Yakni melanjutkan sekolah dan mendapat pendidikan setinggi langit. “Saya pernah duduk di bangku SMP, tapi tidak selesai karena keterbatasan ekonomi. Jadi, apa boleh buat saya lakukan saja apa yang saya masih bisa lakukan,” pungkasnya.

Credit: Merdeka.com


Kisah sukses seorang Anak yatim yang membuka 44 cabang nasi rempah di seluruh indonesia

Dilansir dari akun Instagram "faktanyagoogle", baru-baru ini mulai terdengar eksistensi sebuah produk baru yang mengangkat remp...