Monday, October 19, 2009

Tanya Andrew #35

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih apabila tulisan saya ini dimuat di Harian Tribun Timur. Saya punya masalah dengan urusan manajemen perusahaan, tempat saya bekerja. Saya selaku direktur di perusahaan ini yang merupakan peninggalan orang tua kami. Namanya perusahaan keluarga selalu sarat dengan permintaan-permintaan dari keluarga saya yang ingin memasukkan salah satu anak, saudara atau keluarganya untuk menjadi bagian dari middle atau top manajemen. Namun pengalaman dan track record orang tersebut belum bisa dibuktikan dan kurang memenuhi kebutuhan spesifikasi jabatan yang akan diduduki. Menurut Bapak, apa yang harus saya lakukan?


Sulfadly


Pak Sulfadly dan pembaca Tribun Timur yang budiman, menjalankan bisnis keluarga memang memiliki keunikan tersendiri. Di satu sisi bisa lebih cepat berkembang karena tidak harus memulai dari awal, tetapi di sisi lain terkadang sarat dengan kepentingan dan campur tangan yang kadang membuat perusahaan itu menjadi kurang profesional. Di sisi lain, jika kita tidak menolong, tentu ada banyak keluarga yang tidak senang dengan keluarga yang saat itu sedang duduk sebagai top management.


Ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan agar perusahaan kita tetap berjalan dan berkembang namun pada saat yang sama bisa tetap profesional, antara lain :


Pertama, management perlu menetapkan prioritas mana yang ingin diambil, apakah prioritas menolong agar semua keluarga bisa bekerja ataukah menjadikan perusahaan Anda sebagai perusahaan profesional. Memang kadang pilihannya sangat dilematis tetapi dari pilihan tersebut kita baru bisa menetapkan tujuan kita. Untuk bisa menetapkan tujuan seperti ini, terkadang perlu dibuat pertemuan keluarga untuk membicarakan segalanya dan memilih yang terbaik.


Kedua, gunakanlah konsultan profesional yang tidak memihak kepada siapapun tetapi bisa menolong memberikan pandangan yang tepat. Selain itu, konsultan profesional juga bisa menilai kapabilitas seseorang sehingga perusahaan bisa berjalan dan berkembang dengan baik karena orang yang ada benar-benar merupakan orang-orang yang ahli di bidangnya. Jika orang yang ada bukanlah orang yang tepat, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bisa berkembang sesuai dengan yang diinginkan.


Ketiga, jika dari hasil analisa konsultan profesional ternyata ada orang-orang dari keluarga yang memang punya potensi untuk menduduki sebuah posisi tetapi masih membutuhkan pengalaman atau jam terbang, maka tentunya orang tersebut bisa diminta untuk sekolah lagi atas biaya dari perusahaan. Atau bisa juga magang di sebuah perusahaan dan pengalaman yang telah didapatkannya akan bisa diaplikasikan dalam perusahaan keluarga yang ada.


Keempat, dalam sebuah bisnis, bisa saja ada orang yang menjadi investor tetapi tidak duduk dalam management. Hal ini biasa disebut sebagai silent investor. Anda bisa meminta keluarga Anda untuk menjadi silent investor dan memberikan dividen atas hasil profit perusahaan setiap tahunnya.


Kelima, jika memang sulit sekali untuk bisa mengatasi konflik keluarga, maka saran saya adalah gunakanlah tenaga yang 100% profesional. Artinya, orang-orang yang ada semuanya adalah orang-orang profesional dan bukan keluarga. Dengan begitu, perusahaan kita bisa tetap berjalan dan menghasilkan profit yang baik. Hasilnya bisa dinikmati oleh seoluruh keluarga.


Akhirnya, tetap semangat dan jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluarnya. Ingat, kita tidak dilahirkan sebagai orang gagal tetapi sebagai pemenang.

No comments:

Kisah sukses seorang Anak yatim yang membuka 44 cabang nasi rempah di seluruh indonesia

Dilansir dari akun Instagram "faktanyagoogle", baru-baru ini mulai terdengar eksistensi sebuah produk baru yang mengangkat remp...