Pada Maret 2013, sebuah perusahaan elektronik produsen kamera digital melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran. Salah satu yang terkena PHK ini adalah Cahyadi Setiawan. "Selama 17 tahun kerja di elektro, kita waktu itu belum siap untuk berwirausaha, karena itu galaunya segede gajah, makanya, terinspirasi kasih nama keripiknya, Gajah Galau," ujar Cahyadi kepada detikFinance, Sabtu (10/6/2017).Dengan modal awal Rp 10 juta dari pesangon, dia mantap memulai bisnis keripik kentang ini. Cahyadi menjelaskan dalam satu kali produksi dia bisa menghasilkan 20 kg hingga 30 kg.
Sekali produksi dia bisa mendapatkan Rp 1,6 juta, yakni dengan hitungan modal Rp 800.000 dengan keuntungan 100% jika keripik laku semuanya.
"Dalam satu minggu paling dua sampai tiga kali produksi," jelas dia.Keripik Gajah Galau memiliki beberapa varian rasa yakni Galau Imoet (tidak pedas), Galau manja (pedas level sedang), Galau Dahsyat (pedas) dan Super Galau Dahsyat (pedas level 15) dan Keju Pedas. Cahyadi menamakan jenis level dengan unik, agar gampang diingat oleh masyarakat.
Selain itu juga bertujuan untuk meghibur.Harga yang dipatok Cahyadi untuk keripik kentang ini adalah Rp 10.000 untuk kemasan kecil, kemudian Rp 20.000 kemasan 60 gr dan Rp 35.000 untuk kemasan 120 gr. Saat ini Gajah Galau sudah bekerja sama dengan sejumlah pusat penjualan oleh-oleh di Depok. Seperti Pesona Rasa Margonda, Pusat Cemilan Akses UI, Aneka Rasa Depok Timur, Laros Pondok Sukmajaya Permai,
Dia menyebutkan secara defacto Gajah Galau sudah diakui sebagai oleh-oleh Kota Depok oleh Walikota Depok.
Gajah Galau saat ini sudah memiliki ijin, P-IRT:51532760101165-19 dan memiliki label halal MUI LP-POM NO. 01121121741114.
Source:detik.finance
No comments:
Post a Comment