Usaha tak pernah mengkhianati hasil, begitu kata pepatah. Selalu ada jalan bagi orang-orang yang mau berusaha.
Keinginan Rahmat kuliah di Makassar ditentang oleh ayahnya dikarenakan biaya. Tapi kemudian sebagai orangtua yang ingin melihat anaknya sukses, Rahmat mendapat izin.
Dari sinilah Rahmat memulai perjuangannya mewujudkan cita-cita. Berikut adalah kisah perjalanan yang ditempuhnya, berdasarkan wawancara via email brilio.net dengan yang bersangkutan.
-Saat ke Makassar untuk kuliah di Jurusan Bahasa Inggris Universitas Muslim Indonesia (UMI), Rahmat tidak dibekali kendaraan apapun.
-Lika-liku kehidupan Rahmat selama kuliah. "Saya hanya bermodal 4 kemeja yang bergantian saya pakai ke kampus. Harus jalan kaki sekitar 1 kilometer dari kos ke kampus. Kadang tidak makan pagi hingga siang untuk menghemat biaya hidup.
-Beruntung saat memasuki semester dua Rahmat bisa mengurangi beban orangtua dengan mendapatkan beasiswa. Inisiatifnya mencari pekerjaan sampingan, meskipun dicibir teman-temannya karena dianggap terlalu mustahil, bisa dibuktikannya
. -Meski sibuk, Rahmat memegang teguh amanah orangtua agar selalu mendahulukan urusan kuliah. Rahmat menyelesaikan kuliah selama tiga tahun empat bulan.
-Rahmat mendapatkan penempatan di Kabupaten Pinrang oleh pekerjaan barunya sebagai karyawan bank.
-Dia ingat mimpinya untuk menjadi pengusaha. Traveling dipilih sebagai bidang usaha yang akan digelutinya.
-Pengalaman pertama kali menangani study tour, Rahmat kaget dengan dana sisa yang mencapai Rp 40 juta. Sebagai bentuk syukur, sebagian uang itu digunakan untuk umrah, sebagian lainnya dikirim untuk orangtua.
- Berkat kerja kerasnya, Rahmat bisa membahagiakan keluarganya.
Memasuki usia 26 tahun, Rahmat menjajal bisnis developer perumahan di Gorontalo.
credit: brilio.net
No comments:
Post a Comment