“Wiwik, aku baru saja kenal sama satu pemilik cafe. Dia minta supaya aku bisa
memasok beberapa hal yang mereka butuhkan,” kata Wiwik kepada Nayla, teman kuliah
yang selalu bersama-sama mengerjakan tugas apapun.
“Oh ya? Emang cafe itu minta apa aja?” tanya Nayla kembali.
“Mereka minta barang-barang seperti tissue, tusuk gigi, sabun cair, beberapa
makanan olahan, air mineral, dan lain-lain,” kata Wiwik melanjutkan.
“Wah bagus dong. Itu berarti kamu bisa mendapatkan keuntungan dari apa yang
kamu kirimkan ke mereka. Memang biasanya sih ada pemilik-pemilik cafe atau resto yang
tidak punya waktu untuk belanja. Mereka mau terima beres saja walaupun tentunya dengan
standar yang telah mereka tentukan. Itu bisnis bagus tuh,” kata Nayla menyemangati
sahabatnya.
“Bayangkan kalau kamu bisa memasok ke 30 cafe atau resto dan kamu ambil
keuntungan tidak perlu terlalu besar tapi kali banyak, wah ... kamu tidak perlu hutang lagi
buat bayar kuliahmu,” kata Nayla sambil tertawa terbahak-bahak.
“Iya nih, aku juga berpikir daripada banyak waktu kosong, lebih baik aku manfaatkan
untuk bisa mencari uang tambahan,” kata Wiwik lagi.
“Tapi ingat ya, kamu harus bisa kasih pelayanan yang terbaik. Jangan kecewakan
pelangganmu. Kalau dia senang, khan kamu bisa dapat order yang banyak. Kalau ordernya
banyak, khan berarti keuntunganmu juga bisa besar,” kata Nayla mengingatkan.
“Iya, beres bos. Kalau begitu aku mau pergi sekarang cari barang dengan harga
yang kompetitif terus mau buat daftar harga yang bisa aku berikan ke pemilik-pemilik cafe
dan resto,” kata Wiwik sambil bergegas meninggalkan Nayla.
No comments:
Post a Comment